Senin, 02 April 2012

Tugas Pengantar Ilmu Pendidikan

Nanda Perdana putra                             Tugas Pengantar Ilmu Pendidikan
4715092430
IPI JIAI ’09

Tugas: Carilah teori-teori mengenai hakikat pendidikan dan hakikat manusia !
HAKIKAT PENDIDIKAN
Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasan pun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap.
Disini dikemukakan beberapa batasan pendidikan yang berbeda berdsarkan fungsinya.
a.  Pendidikan sebagai proses transformasi budaya
            Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi lain. Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda.
            Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diterusakan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab dan lain-lain, yang kurang cocok diperbaiki misalnya tata cara pesta perkawinan, dan yang tidak cocok diganti misalnya pendidikan seks yang dahulu ditabukan diganti dengan pendidikan seks melalui pendidikan formal.
b. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi
            Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi yang belum dewasa oleh yang sudah dewasa dan bagi yang sudah dewasa, pembentukannya atas usaha sendiri.
c. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara
            Pendidikan sebagai penyiapan warga Negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga Negara yang baik.
 d. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja
            Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja.
Berikut juga merupakan pendapat para ahli tentang hakikat pendidikan.
T. Raka Joni:
Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai oleh keseimbangan kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik. Juga merupakan penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan hidup yang semakin berkembang.
Ki Hajar Dewantara:
            Hakikat pendidikan ialah proses penanggulangan masalah-masalah serta penemuan dan peningkatan kualitas hidup pribadi serta masyarakat yang berlangsung seumur hidup.
Crow dan Crow:
            Pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang sesuai dengan kegiatan seseorang untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan kebiasaan dan kebudayaan serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi.
Driyakara:
            Pendidikan ialah memanusiakan manusia muda.
Rousseau:
Pendidikan ialah memberikan perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
S.A. Branata:
            Pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun dengan cara tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.
HAKIKAT MANUSIA
Pendidikan berfungsi untuk memanusiakan manusia. Tanpa pendidikan, manusia tidak dapat menjadi manusia. Pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, sebab hanya manusia yang secara sadar melaksanakan usaha pendidikan untuk manusia lainnya berbeda dengan hewan yang tidak memerlukan pendidikan dan tidak pula dapat dididik.
Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipil(bukan hanya gradual) membedakan manusia dari hewan. Wujud dari sifat hakikat manusia(yang tidak dimiliki hewan) yang dikemukakan oleh paham eksistensialisme yaitu:
a.       Kemampuan menyadari diri                   e. Kemampuan bertanggung jawab
b.      Kemampuan bereksistensi                      f. Rasa kebebasan(kemerdekaan)
c.       Pemilikan kata hati(hati nurani)              g. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak
d.      Moral                                                      h. Kemampuan menghayati kebahagiaan
Kalau diperhatikan beberapa pengertian pokok mengenai hakikat manusia yang membedakannya dengan hewan, maka manusia sangat membutuhkan bimbingan dan pendidikan. Pengertian pokok yang dikumpulkan diantaranya:
1. Pandangan Psikoanalitik
     1.1 Pandangan Psikoanalitik Tradisional
          Pelopornya adalah Hansen, Stevic, Warner, dan Sigmund Freud. Selanjutnya Hansen, Stevic, dan Warner mengemukakan bahwa tingkah laku manusia digerakkan oleh dorongan-dorongan yang bersifat instingtif dan diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan  insting biologisnya. Kemudian freud mengemukakan bahwa struktur kepribadian seseorang meliputi tiga komponen yaitu id(nafsu), ego(akal), dan superego(nurani). Dinamika kepribadian seseorang berpusat pada interaksi id(nafsu), ego(akal), dan superego(nurani).
     1.2 Paham Neoanalitik
          Paham ini masih mengakui adanya komponen id(nafsu), ego(akal), dan superego(nurani). Namun, paham ini lebih menekankan ego sebagai pusat kepribadian seseorang.
          Dari kedua paham tersebut tampaklah bahwa hakikat manusia sangat membutuhkan pendidikan agar komponen-komponen dalam diri seseorang tersebut tepat dalam pengaturannya.
2. Pandangan aliran Materialis.
          Epikurus, seorang filsuf  Yunani (341-271 SM) beranggapan bahwa manusia itu semata-mata jasmani. Carvaka, suatu aliran Nastika, yang menolak dan menentang Veda, merupakan aliran materialis. Aliran ini beranggapan bahwa semua berasal dari materi, termasuk jiwa dan kesadaran. Mereka menolak adanya jiwa dan keabadian.
          Karl Marx(1818-1883) merupakan tokoh materialisme, dalam pandangannya, manusia tak lain dan tak bukan kecuali benda dunia seperti benda lainnya. Pada akhirnya atau pada dasarnya, pada prinsipnya adalah benda. Tokoh-tokoh materialisme tidak berkata bahwa manusia itu sama saja dengan hewan ataupun makhluk lainnya, tetapi mereka berkata bahwa pada akhirnya, pada instansi terakhir manusia itu hanya barang material, benar-benar hanya materi. Manusia hanyalah resultante atau akibat dari proses unsur-unsur kimia.
3. Pandangan aliran Spiritualis
          Ciri khas aliran spiritualisme adalah bahwa manusia tidak dipandang melulu sebagai benda. Dalam diri manusia terdapat suatu prinsip yang bukan resultante dari suatu proses kimiawi belaka.
         Plato(429-347 SM) merupakan tokoh aliran spiritualisme, menurut Plato realitas seluruhnya terdiri dari dua dunia. Dunia yang mencakup benda jasmani yang disatukan pada keindraan manusia. Semua di dunia jasmani serba temporer, majemuk, tidak sempurna, dan berubah. Disamping sunia material ada dunia lain yang ideal. Penghuninya idea-idea yang sama sekali tidak berubah, abadi, tetap, tunggal dan sempurna. Menurutnya, manusia adalah makhluk terpenting diantara makhluk yang terdapat di dunia ini. Manusia harus mengikuti petunjuk budi luhur dalam segala hal.
          Thomas Aquino(1225-1274) adalah filsuf ulung pada abad pertengahan. Prinsipnya: dari kegiatan sesuatu kita dapat mengenal hakikatnya. Untuk mengerti hakikat manusia kita harus mengamati perilaku dan perbuatannya. Manusia harus berangkat dari pengetahuan indriyani, kesimpulannya pengetahuan indriyani itu esensial adalah jasmani. Data-data pengetahuan indriyani disajikan kepada budi, yang menyaringnya untuk menangkap hakikatnya, sehingga timbul pengertian intelektual yang abstrak.
          Thomas menerima dan menyempurnakan teori Aristoteles “hylemorfisme” diterapkan pada manusia. Manusia individual merupakan satu substansi, terdiri atas dua prinsip yaitu prinsip jasmani dan prinsip bentuk yang rohani adanya.
4. Pandangan aliran Eksistensialisme
          Soren Kierkegaard(1813-1855) dianggap sebagai bapak eksistensialisme. Dia memandang manusia sebagai suatu realitas yang konkrit. Manusia berada berarti mengalami diri sendiri dalam kompleks yang konkrit, ialah dihadapan Tuhan dengan menyadari keadaannya dalam dosa. Dengan merasakan hal tersebut maka terasalah tangan Tuhan yang diulurkan untuk menolong (Eksistensialisme Kristen).
5. Pandangan Islam
          Menurut pandangan islam, manusia adalah mahkluk ciptaan Allah SWT yang tersusun dari jasad dan ruh. Jasad merupakan benda materi yang terbuat dari benda pula yaitu tanah dan kemudian melalui proses reproduksi sebagaimana yang sudah lazim dikenal (QS. Al-Hijr: 28-29). Ruh tidak bersifat benda karena itu tidak dapat diamati secara indrawi, tetapi dapat diyakini keberadaanya. Islam mengajarkan bahwa mengenai persoalan ruh adalah termasuk urusan Tuhan (QS. Al-Isro: 85). Ruh itu tidak sama dengan badan dan akan kekal walaupun hancur jasadnya (QS. ‘Ali Imron: 169). Islam mengajarkan agar manusia selalu menggunakan karunia Tuhan yang diberikan kepadanya untuk kehidupan di akhirat nanti. Walaupun demikian manusia tidak diperbolehkan pula mengabaikan kehidupan di dunia (QS. Al-Qososh: 77). Manusia adalah khalifah dimuka bumi (QS. Al-Baqarah: 30).
          Menurut pandang islam, semua manusia yang menempati dunia yang pada saat ini telah mencapai jumlah milyaran, dan  masih akan bertambah pada masa yang akan datang, berasal dari satu keturunan (QS. An-Nisaa:1). Berdasarkan pandangan bahwa umat manusia pada hakikatnya merupakan satu keluarga yang berasal dari satu keturunan, maka tanggung jawab manusia itu terletak pada tanggung jawab pribadi dan tanggung jawab kepada orang lain. Oleh karena itu menurut ajaran islam, manusia memiliki tiga macam hak dan kewajiban: hak dan kewajiban kepada Tuhan, hak dan kewajiban kepada diri sendiri, dan hak dan kewajiban kepada orang lain.

REVERENSI:
Arief Budiman, Darmanto Yt, Sudharto P.H (1986), Mencari Konsep Manusia Indonesia (Sebuah Bunga Rampai), Jakarta: Erlangga.
Imam Bernadib (1995), Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Yogyakarta: FIP-IKIP.
Stevenson Leslie dan David L Haberman, Terjemah: Yudi Santoso dan Saut Pasaribu (2001), Sepuluh Teori Hakikat Manusia, Yogyakarta: Yayasan Bintang Budaya.
Umar Tirtohardjo dan La Sulo (2008), Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Zahara Idris dan Lisna Jamal (1991), Pengantar Pendidikan, Jakarta: Grasindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar