Nanda
Perdana putra Tugas
Pengantar Ilmu Pendidikan
4715092430
IPI JIAI
’09
Tugas:
Carilah teori-teori mengenai hakikat pendidikan dan hakikat manusia !
HAKIKAT PENDIDIKAN
Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung
banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu,
maka tidak sebuah batasan pun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti
pendidikan secara lengkap.
Disini dikemukakan beberapa batasan pendidikan yang berbeda
berdsarkan fungsinya.
a. Pendidikan sebagai proses
transformasi budaya
Sebagai proses
transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya
dari satu generasi ke generasi lain. Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami
proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda.
Ada tiga bentuk
transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diterusakan misalnya
nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab dan lain-lain, yang kurang cocok
diperbaiki misalnya tata cara pesta perkawinan, dan yang tidak cocok diganti misalnya
pendidikan seks yang dahulu ditabukan diganti dengan pendidikan seks melalui
pendidikan formal.
b. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi
Sebagai proses
pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang
sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi
yang belum dewasa oleh yang sudah dewasa dan bagi yang sudah dewasa, pembentukannya
atas usaha sendiri.
c. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara
Pendidikan sebagai
penyiapan warga Negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk
membekali peserta didik agar menjadi warga Negara yang baik.
d. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja
Pendidikan sebagai
penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik
sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja.
Berikut juga merupakan pendapat para ahli tentang hakikat
pendidikan.
T.
Raka Joni:
Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai oleh
keseimbangan kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik. Juga merupakan
penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan hidup yang semakin berkembang.
Ki
Hajar Dewantara:
Hakikat pendidikan ialah proses
penanggulangan masalah-masalah serta penemuan dan peningkatan kualitas hidup
pribadi serta masyarakat yang berlangsung seumur hidup.
Crow
dan Crow:
Pendidikan adalah proses yang berisi
berbagai macam kegiatan yang sesuai dengan kegiatan seseorang untuk kehidupan
sosialnya dan membantu meneruskan kebiasaan dan kebudayaan serta kelembagaan
sosial dari generasi ke generasi.
Driyakara:
Pendidikan ialah memanusiakan
manusia muda.
Rousseau:
Pendidikan ialah memberikan perbekalan yang tidak ada pada masa
kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
S.A.
Branata:
Pendidikan ialah usaha yang sengaja
diadakan, baik langsung maupun dengan cara tidak langsung untuk membantu anak
dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.
HAKIKAT MANUSIA
Pendidikan berfungsi untuk memanusiakan manusia. Tanpa pendidikan,
manusia tidak dapat menjadi manusia. Pendidikan merupakan kegiatan antar
manusia, sebab hanya manusia yang secara sadar melaksanakan usaha pendidikan
untuk manusia lainnya berbeda dengan hewan yang tidak memerlukan pendidikan dan
tidak pula dapat dididik.
Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik,
yang secara prinsipil(bukan hanya gradual) membedakan manusia dari hewan. Wujud
dari sifat hakikat manusia(yang tidak dimiliki hewan) yang dikemukakan oleh
paham eksistensialisme yaitu:
a.
Kemampuan menyadari diri e. Kemampuan bertanggung
jawab
b.
Kemampuan bereksistensi f. Rasa
kebebasan(kemerdekaan)
c.
Pemilikan kata hati(hati nurani) g. Kesediaan melaksanakan
kewajiban dan menyadari hak
d.
Moral h. Kemampuan
menghayati kebahagiaan
Kalau diperhatikan beberapa pengertian pokok mengenai hakikat
manusia yang membedakannya dengan hewan, maka manusia sangat membutuhkan bimbingan
dan pendidikan. Pengertian pokok yang dikumpulkan diantaranya:
1. Pandangan Psikoanalitik
1.1 Pandangan
Psikoanalitik Tradisional
Pelopornya adalah
Hansen, Stevic, Warner, dan Sigmund Freud. Selanjutnya Hansen, Stevic, dan
Warner mengemukakan bahwa tingkah laku manusia digerakkan oleh
dorongan-dorongan yang bersifat instingtif dan diarahkan untuk memuaskan
kebutuhan dan insting biologisnya.
Kemudian freud mengemukakan bahwa struktur kepribadian seseorang meliputi tiga
komponen yaitu id(nafsu), ego(akal), dan superego(nurani).
Dinamika kepribadian seseorang berpusat pada interaksi id(nafsu), ego(akal),
dan superego(nurani).
1.2 Paham Neoanalitik
Paham ini masih
mengakui adanya komponen id(nafsu), ego(akal), dan superego(nurani).
Namun, paham ini lebih menekankan ego sebagai pusat kepribadian
seseorang.
Dari kedua paham
tersebut tampaklah bahwa hakikat manusia sangat membutuhkan pendidikan agar
komponen-komponen dalam diri seseorang tersebut tepat dalam pengaturannya.
2. Pandangan aliran Materialis.
Epikurus,
seorang filsuf Yunani (341-271 SM)
beranggapan bahwa manusia itu semata-mata jasmani. Carvaka, suatu aliran
Nastika, yang menolak dan menentang Veda, merupakan aliran materialis. Aliran
ini beranggapan bahwa semua berasal dari materi, termasuk jiwa dan kesadaran.
Mereka menolak adanya jiwa dan keabadian.
Karl Marx(1818-1883)
merupakan tokoh materialisme, dalam pandangannya, manusia tak lain dan tak
bukan kecuali benda dunia seperti benda lainnya. Pada akhirnya atau pada
dasarnya, pada prinsipnya adalah benda. Tokoh-tokoh materialisme tidak berkata
bahwa manusia itu sama saja dengan hewan ataupun makhluk lainnya, tetapi mereka
berkata bahwa pada akhirnya, pada instansi terakhir manusia itu hanya barang
material, benar-benar hanya materi. Manusia hanyalah resultante atau akibat
dari proses unsur-unsur kimia.
3. Pandangan aliran Spiritualis
Ciri khas aliran
spiritualisme adalah bahwa manusia tidak dipandang melulu sebagai benda. Dalam
diri manusia terdapat suatu prinsip yang bukan resultante dari suatu proses
kimiawi belaka.
Plato(429-347 SM)
merupakan tokoh aliran spiritualisme, menurut Plato realitas seluruhnya terdiri
dari dua dunia. Dunia yang mencakup benda jasmani yang disatukan pada keindraan
manusia. Semua di dunia jasmani serba temporer, majemuk, tidak sempurna, dan
berubah. Disamping sunia material ada dunia lain yang ideal. Penghuninya
idea-idea yang sama sekali tidak berubah, abadi, tetap, tunggal dan sempurna.
Menurutnya, manusia adalah makhluk terpenting diantara makhluk yang terdapat di
dunia ini. Manusia harus mengikuti petunjuk budi luhur dalam segala hal.
Thomas Aquino(1225-1274)
adalah filsuf ulung pada abad pertengahan. Prinsipnya: dari kegiatan sesuatu
kita dapat mengenal hakikatnya. Untuk mengerti hakikat manusia kita harus
mengamati perilaku dan perbuatannya. Manusia harus berangkat dari pengetahuan
indriyani, kesimpulannya pengetahuan indriyani itu esensial adalah jasmani.
Data-data pengetahuan indriyani disajikan kepada budi, yang menyaringnya untuk
menangkap hakikatnya, sehingga timbul pengertian intelektual yang abstrak.
Thomas menerima dan
menyempurnakan teori Aristoteles “hylemorfisme” diterapkan pada manusia.
Manusia individual merupakan satu substansi, terdiri atas dua prinsip yaitu
prinsip jasmani dan prinsip bentuk yang rohani adanya.
4. Pandangan aliran Eksistensialisme
Soren
Kierkegaard(1813-1855) dianggap sebagai bapak eksistensialisme. Dia memandang
manusia sebagai suatu realitas yang konkrit. Manusia berada berarti mengalami
diri sendiri dalam kompleks yang konkrit, ialah dihadapan Tuhan dengan
menyadari keadaannya dalam dosa. Dengan merasakan hal tersebut maka terasalah
tangan Tuhan yang diulurkan untuk menolong (Eksistensialisme Kristen).
5. Pandangan Islam
Menurut pandangan
islam, manusia adalah mahkluk ciptaan Allah SWT yang tersusun dari jasad dan
ruh. Jasad merupakan benda materi yang terbuat dari benda pula yaitu tanah dan
kemudian melalui proses reproduksi sebagaimana yang sudah lazim dikenal (QS.
Al-Hijr: 28-29). Ruh tidak bersifat benda karena itu tidak dapat diamati secara
indrawi, tetapi dapat diyakini keberadaanya. Islam mengajarkan bahwa mengenai
persoalan ruh adalah termasuk urusan Tuhan (QS. Al-Isro: 85). Ruh itu tidak
sama dengan badan dan akan kekal walaupun hancur jasadnya (QS. ‘Ali Imron:
169). Islam mengajarkan agar manusia selalu menggunakan karunia Tuhan yang
diberikan kepadanya untuk kehidupan di akhirat nanti. Walaupun demikian manusia
tidak diperbolehkan pula mengabaikan kehidupan di dunia (QS. Al-Qososh: 77).
Manusia adalah khalifah dimuka bumi (QS. Al-Baqarah: 30).
Menurut pandang
islam, semua manusia yang menempati dunia yang pada saat ini telah mencapai
jumlah milyaran, dan masih akan
bertambah pada masa yang akan datang, berasal dari satu keturunan (QS.
An-Nisaa:1). Berdasarkan pandangan bahwa umat manusia pada hakikatnya merupakan
satu keluarga yang berasal dari satu keturunan, maka tanggung jawab manusia itu
terletak pada tanggung jawab pribadi dan tanggung jawab kepada orang lain. Oleh
karena itu menurut ajaran islam, manusia memiliki tiga macam hak dan kewajiban:
hak dan kewajiban kepada Tuhan, hak dan kewajiban kepada diri sendiri, dan hak
dan kewajiban kepada orang lain.
REVERENSI:
Arief Budiman, Darmanto Yt, Sudharto P.H (1986), Mencari Konsep Manusia
Indonesia (Sebuah Bunga Rampai), Jakarta: Erlangga.
Imam Bernadib (1995), Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis,
Yogyakarta: FIP-IKIP.
Stevenson Leslie dan David L Haberman, Terjemah: Yudi Santoso dan
Saut Pasaribu (2001), Sepuluh Teori Hakikat Manusia, Yogyakarta: Yayasan
Bintang Budaya.
Umar Tirtohardjo dan La Sulo (2008), Pengantar Pendidikan, Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Zahara Idris dan Lisna Jamal (1991), Pengantar Pendidikan, Jakarta:
Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar